Benarkah Negara Ini Butuh Seorang Mahasiswa?


Penulis: Mukhlas

PERSDIALEKTIKA - Mahasiswa sering kali diartikan oleh berbagai pihak sebagai sebuah subjek untuk melakukan perubahan di negara ini. Soekarno dalam pidatonya yang mengatakan cuma butuh 10 Pemuda untuk mengguncang dunia saya pikir artinya adalah seorang pemuda itu tentu saja haruslah menjadi subjek.

Memang subjek untuk perubahan ke arah mana yang dibutuhkan oleh negara ini? Yaitu ke arah perubahan yang dapat menguntungkan negara ini tentu saja. Sedangkan persepsi negara yang mendapatkan keuntungan yang baik ialah ketika di negara tersebut adil seorang pemimpinnya, serta sejahtera masyarakat nya.

Nah, keadilan dan kesejahteraan inilah yang mungkin akan penulis garis bawahi dalam tulisan singkat ini. Mengapa? Karena saya pikir ini cukup penting untuk dipahami oleh sebagian besar mahasiswa STISIP Banten Raya ke depannya.

Khususnya untuk yang sudah duduk di bangku semester 6, ada dua fase kepemimpinan organisasi mahasiswa tertinggi yang pernah mereka temukan di kampus ini. Artinya mereka pula lah yang harus mengetahui lebih jauh tentang situasi dan kondisi kampus ini.

Kemudian mereka menentukan solusi yang tepat itu seperti apa, dan berupaya sekuat mungkin agar di masanya ini tidaklah sampai terulang lagi. 

Sehingga itu akan menjadi pelajaran berharga untuk para adik tingkatnya. Oleh sebab nya, mereka yang sudah duduk di semester 6 ini wajib otaknya berjalan terus. Haram pokoknya kalau otak nya harus memilih mati, ngeleg, atau lebih suka memilih mentok.

Mentok dikit akhirnya milih aklamasi misalnya, atau lebih milih saling menyalahkan satu sama lain, milih gaya-gayaan doang, milih tidak baik dan tidak mau percaya diri untuk hadir sebagai seorang ksatria di Musma nanti, dan lain sebagainya lagi.

Karena negara ini butuh sosok mahasiswa yang kritis dan tau diri. Tau diri maksudnya akselerasi pembangunan dan keberlanjutan program yang dapat menumbuhkan rasa keadilan dan hadirnya kesejahteraan di Indonesia ini harus dikawal salah satunya oleh mahasiswa itu sendiri. Dan mulailah perjalanan itu dari hal yang paling terkecil dulu, di kampus ini maksudnya.

Tidak ada yang sia-sia soalnya di dunia ini, selama proses itu dijalankan dengan sungguh-sungguh. Ayolah kita belajar dan terus percaya diri untuk memperbaiki keadaan ini. Karena setiap manusia itu pernah muda dan akan tua soalnya. (*)





Posting Komentar

0 Komentar