Pers Dielaktika - Duta Bahasa adalah ajang pemilihan figur generasi muda yang bertugas mengampanyekan dan menyosialisasikan penting dan utamanya menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Perjalanan bermula ketika sang guru memberikan pamflet kepada Mita Marwiyah selaku Mahasiswi STISIP Banten Raya Semester 2 jurusan Administrasi Publik.
Namun pada saat itu Mita Marwiyah ternyata baru lulus dan dalam Proses daftar ke Kampus STISIP Banten Raya.
Diketahui, Mita Marwiyah merupakan salah satu Mahasiswi yang terbilang aktif dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang ada di Kampus.
Tak hanya itu, semasa saat masih duduk di bangku Sekolah pun Mita Marwiyah oleh pihak sekolah pernah dijadikan langganan untuk diikut sertakan dalam setiap ajang perlombaan.
Wanita yang berperawakan tinggi dan berkulit putih ini mengaku iseng-iseng awalnya saat mengikuti Seleksi Duta Bahasa Provinsi Banten 2022 beberapa waktu silam.
Namun nasib berkata lain, ternyata dirinya berhasil lolos pendaftaran Berkas-berkas, dan akhirnya melaju kepada tahap berikutnya.
Jumlah peserta pada saat itu lebih dari 100 orang. Dengan tekad yang kuat, peserta yang lebih dari 100 orang tersebut itulah oleh Mita Marwiyah berhasil dipukul mundur.
Mita Marwiyah memasuki 60 Besar pada akhirnya, namun ia tetap bersemangat untuk bersaing dengan peserta yang masih tersisa itu.
Tes demi tes ia jalani dari membuat karya ilmiah misalnya, membuat video kebudayaan, dan sebagainya. Berkat kegigihannya itulah dia pun berhasil lolos ke 30 Besar.
Dari sini nanti akan diseleksi lagi untuk menentukan peserta terbaik satu Putra, dan peserta terbaik satu Putri.
Siapapun yang berhasil jadi peserta terbaik satu nanti, selanjutnya akan dikirim untuk mengikuti Seleksi Duta Bahasa ditingkat Nasional.
"Peran daripada Duta Bahasa sendiri di lingkungan Kampus atau Masyarakat adalah sebagai agen atau penggerak yang mengajak rekan-rekan disekitarnya untuk menerapkan Trigatra Bangun Bahasa, yakni yang pertama mengutamakan bahasa Indonesia, lalu (red- berkewajiban) melestarikan bahasa daerah dan kuasai bahasa asing," ungkap Mita Kepada Pers Dialektika, pada Selasa (05/07/2022) siang.
Harapan Mita Marwiyah dengan berhasilnya lolos ke-30 besar Duta Bahasa, adalah agar dapat menjadi peserta terbaik 1 Putri dan berhasil membawa nama STISIP Banten Raya ke kancah Nasional.
Kemudian untuk semua orang yang ingin mengikuti Seleksi Duta Bahasa, bisa nanti tahun depan mengikuti Seleksi Duta Bahasa Provinsi Banten 2023.
"Intinya tetap semangat, kompeten, dan konsisten agar apa yang diharapkan dapat menjadi kenyataan," tambahnya.
Sementara itu Pak Dian Wahyu Danial selaku Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STISIP Banten Raya saat di konfirmasi Pers Dialektika pada Selasa (05/07) malam, mengaku bahwa keberhasilan yang telah diraih Mita Marwiyah merupakan bukti nyata Mahasiswa/i STISIP Banten raya itu mampu bersaing secara sehat dengan kampus lainnya.
"Ini membuktikan pula bahwa Mahasiswa kita memiliki kualitas yang unggul dan mampu bersaing dengan kampus-kampus lain," jelasnya melalui pesan singkat WhatsApp.
Pihaknya juga berharap agar keberhasilan yang telah dicapai oleh Mita Marwiyah dapat memberikan pengaruh besar bagi Mahasiswa/i STISIP Banten Raya lebih kompetitif, produktif, serta berdaya saing tinggi.
"Semoga kedepannya teman-teman Mahasiswa (red- dan Mahasiswi) lain dapat termotivasi dan dapat mengikuti perlombaan-perlombaan yang lain, serta dapat menorehkan prestasi yang luar biasa," pungkasnya. (*/Sepdi)
0 Komentar