Membangun Kampus yang Ramah Sosial : Tantangan dan Peluang Untuk Mahasiswa


Halo sahabat mahasiswa di manapun berada. Soal keadaan kampus yang tidak ramah sosial merupakan isu yang sangat penting dalam lingkungan pendidikan. 

Dalam hal ini, saya ingin mengupas mengenai pengamatan apa yang sering terjadi di lingkungan kampus dengan menggunakan analisis sederhana yang saya ketahui dan di dapat dari Mata Kuliah tertentu selama belajar di kelas. 

Sebagai prolog saya ucapkan terima kasih pada dosen yang pernah mengajarkan mata kuliah Psikologi Sosial, dari paham kita bisa tau Arti penting pengamatan sampai penyelesaian. 

Pertama-tama, mari kita definisikan apa yang dimaksud dengan keadaan kampus yang tidak ramah sosial. Keadaan ini bisa meliputi situasi di mana ada tindakan diskriminasi, pelecehan, atau bahkan kekerasan terhadap individu atau kelompok tertentu. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor seperti budaya kampus yang tidak inklusif, ketidaktahuan, atau bahkan ketidakpedulian terhadap keberadaan dan kesejahteraan orang lain.

Konsepnya adalah struktural sosial dan identitas sosial begini kira-kira 

Ketika menganalisis keadaan kampus yang tidak ramah sosial, kita dapat menggunakan beberapa konsep analisis yang berguna untuk membantu memahami masalah tersebut. Salah satu konsep yang dapat digunakan adalah konsep struktur sosial. Konsep ini mengacu pada organisasi sosial dari individu dan kelompok dalam suatu masyarakat atau lingkungan tertentu. Dalam hal ini, struktur sosial kampus dapat mempengaruhi keadaan kampus yang tidak ramah sosial.

Misalnya, jika ada kelompok atau organisasi yang mempromosikan atau mendorong diskriminasi, maka hal tersebut dapat memperburuk keadaan kampus yang tidak ramah sosial. Selain itu, jika struktur sosial kampus didominasi oleh satu kelompok tertentu, maka kelompok lain dapat merasa tidak nyaman dan tidak diakui di kampus tersebut.

Selanjutnya, konsep identitas sosial juga dapat membantu dalam menganalisis keadaan kampus yang tidak ramah sosial. Konsep ini mengacu pada bagaimana individu mengidentifikasi diri mereka dalam hubungannya dengan kelompok tertentu. Identitas sosial dapat mempengaruhi bagaimana individu memandang dan berinteraksi dengan orang lain.

Misalnya, jika seseorang merasa terdiskriminasi atau diabaikan karena identitas sosialnya, maka ia mungkin tidak merasa nyaman atau bahkan tidak aman di kampus tersebut. Hal ini dapat mengganggu pengalaman belajar dan perkembangan individu secara keseluruhan.

Akhirnya, konsep kekuasaan dan kontrol juga dapat digunakan untuk menganalisis keadaan kampus yang tidak ramah sosial. Konsep ini mengacu pada bagaimana kekuatan dan kontrol didistribusikan dalam suatu lingkungan sosial.

Jika ada kelompok atau individu yang memiliki kekuatan dan kontrol yang lebih besar daripada yang lain, maka mereka mungkin dapat memanipulasi situasi atau lingkungan kampus untuk menguntungkan diri mereka sendiri dan merugikan kelompok lain. Misalnya, jika ada staf atau fakultas yang tidak sensitif terhadap isu-isu sosial dan budaya yang beragam, maka mereka mungkin dapat mengabaikan kebutuhan atau masalah kelompok minoritas di kampus tersebut.

Kampus adalah tempat di mana mahasiswa belajar dan berkembang, namun sayangnya tidak semua kampus ramah sosial. Kondisi seperti ini dapat memberikan pengaruh negatif pada mahasiswa, baik dari segi psikologis maupun sosial.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Corrigan dan Watson (2002), diskriminasi dan stereotip terhadap kelompok minoritas di kampus dapat menimbulkan stres dan gangguan mental pada mahasiswa yang menjadi korban. Selain itu, keadaan kampus yang tidak ramah sosial juga dapat mengurangi rasa aman dan kepercayaan diri mahasiswa dalam berinteraksi dengan orang lain.

salah satu contoh kampus yang tidak ramah sosial adalah kampus yang tidak memperhatikan keberagaman mahasiswanya. Misalnya, kampus yang hanya menerima mahasiswa dari satu latar belakang tertentu, atau kampus yang tidak memberikan fasilitas yang memadai untuk mahasiswa dengan kebutuhan khusus.

Sebagai mahasiswa, kita juga dapat berperan aktif dalam menciptakan kampus yang ramah sosial dengan menghargai perbedaan dan berinteraksi dengan baik dengan mahasiswa lain yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Dengan begitu, kita dapat menciptakan lingkungan kampus yang aman, inklusif, dan ramah sosial. (*)

*Penulis: Nandi Anendi*

Posting Komentar

0 Komentar