Pers Dialektika - Setiap orang khususnya Masyarakat Indonesia mengenal yang namanya Pramuka. Pramuka sendiri merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Jiwa Muda yang Suka Berkarya.
Awal mula berdirinya pramuka tidak lepas dari tokoh utama yang sangat populer bernama 'Boden Powell' atau disebut juga sebagai 'Bapak Pandu Dunia.' Nama lengkapnya adalah Lord Robert Stephenson Smyth Boden Powell of Gilwell, dan Pramuka didirikan pada tanggal 25 juli 1907.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX dikenal sebagai Bapak Pandu Indonesia, dan lahirnya gerakan Pramuka di Indonesia pada tanggal 14 agustus 1961.
Di Indonesia ada tingkatan-tingkatan Pramuka berdasarkan usia dimana 7-10 tahun di sebut Siaga, 11-15 tahun disebut Penggalang, 16-20 tahun disebut Penegak, kemudian untuk usia 21-25 disebut Pandega.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Masa SBY-JK, Mohammad Nuh, menyakini Pramuka dapat membentuk karakter Siswa karena kegiatannya punya nilai kepemimpinan, kebersamaan, sosial, dan kemandirian.
Pramuka dijadikan sebagai Pendidikan Karakter karena Pramuka memiliki nilai-nilai yang tercantum dalam Trisatya dan Dasa Darma yang di harapkan mampu memebentuk karakter. Terutama pembentukan karakter yang di perlukan pada masa SMP dan SMA/Sederajat.
Dengan mengikuti kegiatan pramuka berdasarkan Tri Satya dan Dasa Darma diharapkan memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani Dan kepramukaan harus mampu membentuk peserta didik agar menjadi warga Negara Pacasilais, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna.
Sebagai salah satu contoh dalam kegiatan Pramuka yaitu Kemping atau perkemahan, dimana terdiri dari beberapa kelompok yang di dibentuk, biasanya terdiri dari ketua, wakil ketua dan anggota. Dalam perkemahan tersebut ketua harus memiliki sifat tanggung jawab untuk memimpin anggotanya dan wakil ketua dan anggota harus membantu dan bekerjasama dengan ketua dalam melakukan kegiatan di perkemahan tersebut. Ini adalah salah satu contoh kegiatan pramuka untuk mengembangkan karakter.
Namun sangat disayangkan dalam kegiatan Pramuka banyak kasus kekerasan atau perpeloncoan yang terjadi. Mengakibatkan orang tua khawatir anaknya yang mengikuti kegiatan pramuka akan mengalami tindak kekerasan atau perpeloncoan. Padahal kegiatan Pramuka memiliki nilai-nilai positif untuk anak.
Menurut penulis kekerasan atau perpeloncoan yang terjadi bersumber dari budaya yang ada dalam suatu organisasi pramuka tertentu, karena dalam suatu organisasi pramuka yang satu dengan yang lainnya memiliki kebudayaan yang berbeda dan hukuman berlebihan yang di berikan menjadikan penyebab terjadinya kekerasan.
Dengan perkembangan pendidikan, teknologi dan informasi diharapakan kekerasan atau perpeloncoan dalam pramuka tidak terjadi lagi. Mengingat pramuka sebagai salah satu pembentuk karakter dapat berjalan dengan semestinya tanpa ada kekerasan ataupun permasalahan yang terjadi.
Satyaku Kudharmakan, Dharmaku Kubaktikan. Salam Pramuka.***
Penulis: Rully
Sumber Gambar: Istimewa
0 Komentar