Mahasiswa Fashion Bergaris tak ada Titik Kritis


Pers Dialektika - Saya tak mempermasalahkan mahasiswa untuk berpakaian karna sebagian daripada hal dan kebebasan mereka, tapi pernah tidak anda berpikir bahwa terlalu mencolok pun membuat mereka seolah melupakan adab dan sopan santun dalam berpakaian?

Lantas siapa yang akan mengatur itu semua? Tapi yasudah lah jangan di permasalahkan karna hal ini cukup negatif menuai pro dan kontra

Bukan sebuah masalah namun jika akan terlihat wibawa dengan keseriusan nama mahasiswa jika belajar untuk kritis dalam tindakanya dan tidak pasif di keseharian

Akan lebih beraura yang hedonisme berbicara politik akan lebih menarik jika kajian pembangunan negara dilakukan oleh mereka yang merasa anak raja raja

Kita seolah di arahkan untuk mengutamakan fashion yang tidak terlalu penting dibanding kritis dalam jiwa ini

Terobosan yang salah jalan membuat mahasiswa tertahan, namun "Cobaan memang datang silih berganti, tapi percayalah hasilnya akan sepadan dengan perjuangan yang kau lakukan

Dan ingatlah "Hanya pendidikan yang bisa menyelamatkan masa depan. Tanpa pendidikan, Indonesia tidak akan mungkin bisa bertahan."- Najwa Shihab


Jika pendidikan mudah didapat sekelas perguruan tinggi tapi tidak di dasari etika mau apalagi yang menjadi pertahanan negara

Dan dunia kampus tidak akan lama untuk itu maksimalkan potensi yang ada karna 
"Ingatlah kehidupan kampus dengan terus mengasah. Jangan habiskan waktumu untuk berkeluh kesah." - Najwa Sihab

Disayangkan sekali mahasiswa tidak pandai membaca, sangat di sayangkan sekali mahasiswa tidak ber etika, sungguh di sayangkan mahasiswa bergaya kalibata.

Jangan saling tikam dalam mengejar ipk satukan ideologi dan berpikir maju karna "Jangan hidup hanya berdasarkan apa kata orang. Sebagai mahasiswa kamu harus menjadi dirimu sendiri dan berani tampil berbeda melawan arus, bahkan ketika yang kamu lawan adalah kekuasaan

#Mahasiswa_biasa
#Pasif_Aja
#Cari_Aman

Penulis : Tria Febrianty

Posting Komentar

0 Komentar