Kamu Pengen Makan Enak Tapi Tak Berbayar? Berikut Ini Tipsnya

Pers Dialektika - Hallo temen-temen. Saya mau berbagi sedikit Cerita yang mungkin orang bilang itu Cerita Konyol. yaah menurut Saya juga begitu sih hehehe, tapi temen temen, ada satu hal yang dapat saya maupun kita semua bakal pelajari dari Cerita ini.

Minggu Pagi, Saya begitu lelah sampai sampai kesiangan karena bergadang semalaman mengerjakan Tugas. Agenda pagi itu adalah Hajatan di kampung Saya, dimana Liya (Temen) itu menjalankan salah satu Perintah Allah yakni Menikah.


Selain Liya, Arif (Tetangga Kampung) juga melakukan Resepsi tepat pada hari ini. nah Saya kontek dua temen saya Angga dan Yusuf untuk ke rumah menjemput saya, lalu tak lama mereka datang, tapi Angga teman saya yang satu ini bilang kepada saya.

"Sep, kita ondangan ke tempat Liya mah Sore aja. Soalnya sekarang mah rame, untuk sekarang kita ondangan ke tempat Arif dulu aja gimana," tanya ia kepadaku.

"Ummm.... Boleh-boleh aja, bebas," jawab saya.

Tak lama dari itu kami pun langsung menuju ke tempat Arif, karena memang kita bertiga belum makan dari pagi. Selepas turun dari motor, tanpa basa-basi tempat Prasmananlah yang kami hampiri hehe.

Singkat cerita kami pun hendak pulang setelah mengambil beberapa foto bersama Pengantin. Sebelum menghampiri motor saya sempat berbisik kepada mereka, ini bisikan sesat sebetulnya hahaha.

"Mén tadikan kita liat tuh sepanjang jalan banyak banget yang ngadain hajatan, gimana kalo kita kaya yang di video-video tiktok itu? Kita mampir dan ondangan seolah kita diundang, kayaknya seru deh," ajak saya kepada mereka.

Dan apa kalian tau jawaban mereka apa? Mereka mau dan setuju terkait apa yang saya katakan barusan, sungguh aneh saya saja bingung, tapi tak apa tak usah dipikirkan yang penting mereka mau haha.

Lalu tak lama kami pun langsung berangkat, dijalan kami berhenti sebentar untuk membeli amplop, lalu jalan lagi. Ada beberapa target yang kami incar, kami memilih target terakhir yang menurut kami cocok untuk dapat kita mampir ke situ.

Singkat cerita kami pun sampai ke tempat. Tadinya sempat ingin balik lagi karena malu nya Masyaallah hehehe. Tapi berhubung kami sudah diarahkan oleh Parawali (Orang yang biasa mengurus tamu undangan), kami pun melanjutkan langkah kaki yang sempat terhenti. 

Begitu masuk kami disapa oleh para wanita cantik nan jelita yang menjadi Pagar Ayu disitu. Kami mengisi daftar hadir, nah giliran si Yusuf (temen satu lagi) ngisi daftar hadir dia malah ngilang entah kemana, kata si Angga sih dia balik lagi ke motor, yaah mungkin karena malu. Lalu hanya berdua Saya dan Angga yang masuk.

Begitu kami masuk, saya lihat kedua mempelai memperhatikan kami dengan tatapan yang penuh keheranan. Entah apa yang mereka pikir, saya sih sempat mengira mereka berpikir seperti ini.

"Perasaan gapernah punya temen yang modelan kaya gini deh." 

Atau, "Ini siapa sih? Perasaan saya gapernah ngundang orang selain teman dan Keluarga."

Tapi itu Semua tak kami hiraukan, langsung saja lagi lagi tempat Prasmanan yang kami tuju haha. Selepas Makan kami pun menuju tempat kedua mempelai duduk manis, Amplop Saya masukan ke Kotak lalu mengambil beberapa poto Bersama Mereka, Potonya kalian bisa lihat sendiri di Sampul Tulisan ini hehe.

Serius saya nahan tawa pas diambil poto oleh sang fotographer, mengapa tidak, kami naik ke Panggung Seolah menjadi tamu yang penting dan tamu resmi yang diundang padahal kan tidak hahahaha.

Lalu berlanjut Cerita kami pun turun dari Panggung dan kembali menuju Motor, Saya menepuk Pundak Angga dan mengatakan,

"Mission Compleet." Kata Saya sambil senyum dan memberikan kepalan tangan.

"Mantapp." Sahutnya Sembari mengarahkan kepalan Tangannya pada Kepalan tangan Saya.

Cerita Berakhir Setelah kami kembali ke Motor dan bergegas Pulang Menuju Tempat Liya karena kami pun belum Ondangan kesitu.

Hal yang dapat Saya Pelajari dari Cerita ini adalah tentang Keberanian. Keberanian merupakan sesuatu yang harus kita punyai dijaman sekarang, kadangkala memanglah banyak yang dapat kita jadikan Tolak ukur untuk melihat Seberapa Berani Kita. 

Jika tadi kami gagal melakukan itu maka kami semua tidak memiliki Keberanian, Sebagian Orang mungkin menyimpulkan Rasa Malu lah yang dapat menyebabkan kemungkinan kami gagal melakukan itu

Tapi coba kita kembali berpikir, rasanya kurang benar ketika kita menganggap Rasa Malu yang dapat menjadikan Kegagalan 100%, yang benar adalah Kita kadang hanya tak berani melakukan sesuatu, jangankan melakukan, melawan rasa malu saja tak cukup Berani. Jadi masalahnya disini adalah Keberanian Merupakan Penentu Keberhasilan.

Apa yang dapat kalian tangkap, hal apa yang mungkin kalian pelajari? atau mungkin tidak ada yang dapat dipelajari dari secuil cerita ini?, Perspektif Orang kan beda beda ya, Makadari itu komen atau balas Tulisan ini Gengss. (*/Sepdi)

Posting Komentar

0 Komentar